Selama sebulan kita telah membahas tentang “Pemulihan Pribadi”, saya percaya kita sangat-sangat diberkati oleh kotbah-kotbah tersebut yang membuat kita mengerti rancangan Allah yang luar biasa akan manusia, sehingga Allah mau mati buat manusia ciptaan-Nya agar terlepas dari ikatan dunia atau dosa.
Mulai minggu ini, selama bulan Oktober, kita akan membahas topik yang lebih luar biasa yaitu “Pemulihan Keluarga” diawali dengan thema “Faktor Laki-laki”, yang membahas pemulihan kodrat laki-laki.
Adam, laki-laki pertama telah jatuh ke dalam dosa sehingga menghancurkan rancangan Allah atas keturunan atau keluarganya, karena tidak mengerti kodratnya. Akibat dosa laki-laki pertama itu, maka dosa mengikat juga laki-laki kedua dengan membunuh seorang laki-laki ketiga yang adalah adik kandungnya sendiri.
Kita bersyukur karena ada seorang laki-laki dari Allah, yaitu Yesus Kristus yang menjadi teladan bagi semua laki-laki, agar belajar dari segala yang sudah dilakukan dan diajarkan-Nya. Rasul Paulus mengingatkan kepada semua laki-laki “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat. Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam Kasih!. 1 Kor. 16: 13-14.
Peringatan rasul Paulus ini bukan untuk perempuan, tetapi khusus untuk laki-laki, 5 hal yang harus dilakukan untuk kembali kepada kodratnya, berfungsi dengan benar dan memawa pemulihan di tengah-tengah keluarganya,.
Laki-laki harus berjaga-jaga (atas keluarganya).
Laki-laki harus mempunyai iman yang teguh.
Laki-laki harus bersikap sebagai laki-laki.
Laki-laki harus tetap kuat (menghadapi tantangan dalam keluarganya).
Laki-laki harus melakukan segala pekerjaannya dalam Kasih.
Seandainya Adam mengerti kelima hal ini, tentu dia akan berjaga-jaga atas Hawa agar tidak terpengaruh oleh bujukan ular untuk makan buah terlarang itu, Adam akan bersikap tegas tidak kompromi dengan dosa. Tidak menuding Hawa yang telah jatuh ke dalam dosa, melainkan bertindak sebagai seorang imam yang memohonkan ampun atas kesalahan istrinya, bahkan tetap mengasihi dan membawa Hawa untuk dipulihkan oleh Allah.
Bagaimana dengan kita laki-lakinya Allah saat ini, ingat akan kodrat seorang laki-laki dan lakukan, Tuhan Yesus membawa pemulihan bagi keluarga kita semua, amin.
ThomER.
created by www.donghaeng.net
26 September 2008
24 September 2008
FORGIVE AND FORGET
Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis diatas pasir :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis disebuah batu :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya : “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir, dan sekarang kamu menulis diatas batu ?”
Temannya sambil tersenyum menjawab :
“ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.
Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Kolose 3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis diatas pasir :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis disebuah batu :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya : “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir, dan sekarang kamu menulis diatas batu ?”
Temannya sambil tersenyum menjawab :
“ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.
Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.
Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Kolose 3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
22 September 2008
HANYA RP172.800,00
Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).
Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake's Bible, tiga puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar Amerika setara dengan Rp9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah Rp172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas
menjual Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.
Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun, ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri. Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada
kaisar apa yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib. Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).
Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun, Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya.
KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIK TETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK
14 September 2008
MEMBAGI BERKAT
Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum (Amsal 11:25)
Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang.
Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar.
Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah". Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.
Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24)
DI BALIK BERKAT YANG KITA TERIMA TERSIMPAN TANGGUNG JAWAB UNTUK BERBAGI DENGAN SESAMA
11 September 2008
AKIBAT KURANG TIDUR
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur (Matius 8:24)
Salah satu kasus terbanyak penyebab kecelakaan di jalan tol adalah pengemudi yang mengantuk. Tidak heran di setiap jalan tol biasanya tersedia rest area atau tempat beristirahat. Pengemudi yang mengantuk diimbau untuk menepi dan beristirahat sejenak. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh
tidur sesaat kepada para pilot militer dan astronot. Hasilnya, dengan tidur empat puluh menit, kinerja mereka meningkat 34%. Kesiagaan dan konsentrasi mereka pun meningkat hingga 100%.
Kita perlu beristirahat untuk melepas kepenatan, kesumpekan, dan kelelahan demi mengembalikan tenaga. Tidur membuat metabolisme dalam tubuh kita melambat. Seluruh organ tubuh beristirahat. Tubuh kita melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Itulah sebabnya, tidur yang cukup akan memberi kesegaran, tidak hanya jasmani, tetapi juga
rohani. Namun, kita kerap kali mengorbankan waktu tidur hanya demi mengejar target pekerjaan atau belajar. Hal ini tentu saja keliru, karena secara alamiah tubuh kita justru akan lebih produktif apabila cukup tidur. Apalagi, kurang tidur juga bisa menyebabkan emosi kita menjadi tidak stabil.
Hari ini kita menyimak kisah tentang Tuhan Yesus yang tengah tidur di dalam perahu saat berlayar bersama para murid. Kesibukan mengajar dan melayani orang banyak tentu membuat-Nya lelah dan penat. Dalam kemanusiaan-Nya, seperti juga kita, Tuhan Yesus pun memerlukan tidur. Secara alamiah, tidur membuat-Nya tidak kehilangan kendali diri, bahkan ketika krisis terjadi (ayat 26). Sudahkah kita cukup tidur
hari ini?
TIDUR CUKUP MENJAGA PRODUKTIVITAS BAIK JASMANI MAUPUN ROHANI
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tema 2008
Mazmur 23:4 "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."