Blog IMAGE Lippo Cikarang



created by www.donghaeng.net

25 November 2008

MEROSOT


Nats: Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbaharui dari hari ke hari (2 Korintus 4:16)


Usia tua tidak membuat semangat William Franklin Graham Jr. alias Billy Graham, surut. Di usia 70 tahun, ia masih melakukan perjalanan ke China dan Korea untuk berkhotbah. Ia juga terus menulis buku dan tampil di berbagai kegiatan pela-yanan. Padahal saat itu ia sudah mulai terserang penyakit Parkinson. Seiring waktu, penyakit lain seperti cairan dalam otak dan kanker prostat juga menyerangnya. Di
usianya yang hampir 90 tahun sekarang, ia mengisi hidupnya dengan berdoa dan sesekali terlibat dalam kegiatan yayasannya. Menurutnya, usia tua dan penyakit bukanlah halangan bagi seseorang untuk berkarya dan bersyukur kepada Tuhan.

Kita tidak selalu berada dalam kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Akan ada saatnya di mana kondisi tubuh kita merosot, menjadi ringkih dan lemah. Bisa jadi penyakit yang mendera membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan maksimal. Atau, bisa juga usia yang beranjak tua membatasi kita untuk melakukan berbagai kegiatan. Dan, kita tidak dapat mengelak atau menolak proses alamiah tersebut.

Dalam keadaan demikian, yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar "tubuh batiniah" kita tidak ikut-ikutan merosot. Itulah yang Paulus lakukan. Walaupun manusia lahiriahnya semakin merosot, tetapi manusia batiniahnya terus diperbarui (ayat 16). Caranya adalah dengan selalu bersyukur dan berpengharapan; dengan memfokuskan hati dan pikiran pada hal-hal yang indah dalam hidup ini (ayat 18). Di dalam iman
kepada Tuhan Yesus, selalu ada alasan untuk bersyukur dan berpengharapan. Bagaimanapun keadaan kita.

TUBUH JASMANIAH BOLEH MEROSOT NAMUN TUBUH BATINIAH HARUS TERUS MENANJAK

03 October 2008

DIAMLAH DAN TENANGLAH



Di dalam kehidupan manusia pasti ada masalah yang akan dihadapi, namun yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana sikap kita menghadapi masalah itu. Ada berbagai macam sikap orang ketika dia memiliki masalah : ada yang marah-marah, ada yang merajuk dan mengurung diri di kamar, ada yang menceritakan masalahnya pada orang lain, ada yang menutup dirinya pada semua orang dan ada orang langsung berdoa masuk kamar dan menceritakan masalahnya pada Tuhan.
Ada seorang ibu yang tegar dalam menghadapi masalah. Ibu ini adalah seorang yang takut akan Tuhan dan mengasihi Tuhan. Ibu ini juga adalah seorang yang ramah dan disukai oleh semua orang. Dia juga seorang yang rajin berdoa pada Tuhan. Keluarga ibu ini seringkali menghadapi masalah yang berat namun tidak pernah satu kalipun terlihat kesedihan di mukanya atau tercetus pernyataan bahwa Tuhan jahat. Dia selalu mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Salah satu teladan yang patut dipelajari dari sang ibu adalah ketika dia menghadapi masalah, dia jarang tergesa-gesa/ kuatir, akan tetapi ketika dia menghadapi masalah pertama kali yang dia lakukan adalah berlutut dan berdoa mohon Tuhan mengasihi dia dan keluarganya.

Dalam perjanjian Lama, ada satu ayat dalam Yesaya 50: 14 " Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah..." Diam disini artinya adalah kita berdiam diri ketika kita menghadapi masalah, kita tidak usah gegabah dan langsung berlutut mencari Tuhan. Menangislah di hadapan Tuhan dan Tuhan akan memulihkan dan menyelesaikan masalah kita.

Saat ini apa masalah kita? Pekerjaankah? Kesehatankah? Pelayanankah? Atau apapun juga masalah kita, belajarlah seperti Yesaya " diamlah ", tenanglah dan kenallah Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menyelesaikan masalah kita dan memberikan jalan keluar tepat waktu dan rencana Tuhan.

Kiranya artikel ini memberikan kekuatan baru kepada kita untuk menjalani masalah dengan penuh ketenangan dan hubungan yang dekat dengan Tuhan. Tuhan memberkati setiap kita yang membaca. Amin. ~Margareth Linandi~

26 September 2008

THE MALE FACTOR (FAKTOR LAKI-LAKI)

Selama sebulan kita telah membahas tentang “Pemulihan Pribadi”, saya percaya kita sangat-sangat diberkati oleh kotbah-kotbah tersebut yang membuat kita mengerti rancangan Allah yang luar biasa akan manusia, sehingga Allah mau mati buat manusia ciptaan-Nya agar terlepas dari ikatan dunia atau dosa.
Mulai minggu ini, selama bulan Oktober, kita akan membahas topik yang lebih luar biasa yaitu “Pemulihan Keluarga” diawali dengan thema “Faktor Laki-laki”, yang membahas pemulihan kodrat laki-laki.
Adam, laki-laki pertama telah jatuh ke dalam dosa sehingga menghancurkan rancangan Allah atas keturunan atau keluarganya, karena tidak mengerti kodratnya. Akibat dosa laki-laki pertama itu, maka dosa mengikat juga laki-laki kedua dengan membunuh seorang laki-laki ketiga yang adalah adik kandungnya sendiri.
Kita bersyukur karena ada seorang laki-laki dari Allah, yaitu Yesus Kristus yang menjadi teladan bagi semua laki-laki, agar belajar dari segala yang sudah dilakukan dan diajarkan-Nya. Rasul Paulus mengingatkan kepada semua laki-laki “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat. Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam Kasih!. 1 Kor. 16: 13-14.
Peringatan rasul Paulus ini bukan untuk perempuan, tetapi khusus untuk laki-laki, 5 hal yang harus dilakukan untuk kembali kepada kodratnya, berfungsi dengan benar dan memawa pemulihan di tengah-tengah keluarganya,.
Laki-laki harus berjaga-jaga (atas keluarganya).
Laki-laki harus mempunyai iman yang teguh.
Laki-laki harus bersikap sebagai laki-laki.
Laki-laki harus tetap kuat (menghadapi tantangan dalam keluarganya).
Laki-laki harus melakukan segala pekerjaannya dalam Kasih.
Seandainya Adam mengerti kelima hal ini, tentu dia akan berjaga-jaga atas Hawa agar tidak terpengaruh oleh bujukan ular untuk makan buah terlarang itu, Adam akan bersikap tegas tidak kompromi dengan dosa. Tidak menuding Hawa yang telah jatuh ke dalam dosa, melainkan bertindak sebagai seorang imam yang memohonkan ampun atas kesalahan istrinya, bahkan tetap mengasihi dan membawa Hawa untuk dipulihkan oleh Allah.
Bagaimana dengan kita laki-lakinya Allah saat ini, ingat akan kodrat seorang laki-laki dan lakukan, Tuhan Yesus membawa pemulihan bagi keluarga kita semua, amin.
ThomER.

24 September 2008

FORGIVE AND FORGET

Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.

Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis diatas pasir :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis disebuah batu :
HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya : “kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya diatas pasir, dan sekarang kamu menulis diatas batu ?”

Temannya sambil tersenyum menjawab :
“ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.

Since we all need forgiveness, we should always be forgiving.

Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Kolose 3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

22 September 2008

HANYA RP172.800,00


Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).

Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake's Bible, tiga puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar Amerika setara dengan Rp9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah Rp172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas
menjual Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.

Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun, ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri. Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada
kaisar apa yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib. Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).

Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun, Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya.

KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIK TETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK

14 September 2008

MEMBAGI BERKAT


Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum (Amsal 11:25)

Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang.

Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar.

Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah". Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.

Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24)

DI BALIK BERKAT YANG KITA TERIMA TERSIMPAN TANGGUNG JAWAB UNTUK BERBAGI DENGAN SESAMA

11 September 2008

AKIBAT KURANG TIDUR



Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur (Matius 8:24)

Salah satu kasus terbanyak penyebab kecelakaan di jalan tol adalah pengemudi yang mengantuk. Tidak heran di setiap jalan tol biasanya tersedia rest area atau tempat beristirahat. Pengemudi yang mengantuk diimbau untuk menepi dan beristirahat sejenak. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh
tidur sesaat kepada para pilot militer dan astronot. Hasilnya, dengan tidur empat puluh menit, kinerja mereka meningkat 34%. Kesiagaan dan konsentrasi mereka pun meningkat hingga 100%.

Kita perlu beristirahat untuk melepas kepenatan, kesumpekan, dan kelelahan demi mengembalikan tenaga. Tidur membuat metabolisme dalam tubuh kita melambat. Seluruh organ tubuh beristirahat. Tubuh kita melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Itulah sebabnya, tidur yang cukup akan memberi kesegaran, tidak hanya jasmani, tetapi juga
rohani. Namun, kita kerap kali mengorbankan waktu tidur hanya demi mengejar target pekerjaan atau belajar. Hal ini tentu saja keliru, karena secara alamiah tubuh kita justru akan lebih produktif apabila cukup tidur. Apalagi, kurang tidur juga bisa menyebabkan emosi kita menjadi tidak stabil.

Hari ini kita menyimak kisah tentang Tuhan Yesus yang tengah tidur di dalam perahu saat berlayar bersama para murid. Kesibukan mengajar dan melayani orang banyak tentu membuat-Nya lelah dan penat. Dalam kemanusiaan-Nya, seperti juga kita, Tuhan Yesus pun memerlukan tidur. Secara alamiah, tidur membuat-Nya tidak kehilangan kendali diri, bahkan ketika krisis terjadi (ayat 26). Sudahkah kita cukup tidur
hari ini?

TIDUR CUKUP MENJAGA PRODUKTIVITAS BAIK JASMANI MAUPUN ROHANI

27 August 2008

SUSU DAN SEPOTONG ROTI


Di suatu malam yang pekat, seorang pemuda sedang berlari-lari di tengah hujan badai. Ia berusaha menemukan sebuah tempat berteduh. Setelah berlari-lari dengan tubuh yang basah kuyup, ia menemukan teras sebuah rumah sederhana. Di sana ia mencoba meletakkan tubuhnya, melepaskan lelah. Tapi rupanya, pemuda itu juga sedang kehabisan bekal makanan. Ia menggigil kedinginan sekaligus menahan rasa lapar yang luar biasa, hingga kepalanya berkunang-kunang.

Tak lama berselang, datang seorang perempuan setengah baya yang ternyata adalah pemilik rumah tersebut. Melihat kedatangan ibu tersebut, sang pemuda itu segera bangkit dan memohon izin dengan sopan, "Maaf Bu . . . saya hanya ingin menumpang untuk berteduh di sini. Mohon ibu tidak merasa terganggu dan mengizinkan saya berteduh sejenak."

Sambil menganggukan kepala, perempuan itu bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ia kembali dengan membawa semangkuk susu hangat dan sepotong roti. "Nak, ini ada sepotong roti dan semangkuk susu hangat untuk menghangatkan badanmu. Maaf, hanya ini yang ibu punya," kata perempuan setengah baya itu.

Tanpa berpikir panjang, pemuda itu menerima pemberiannya dengan tangan gemetaran bercampur dengan suara dan tangan gemetaran. Oleh karena kedinginan dan kelaparan, maka dengan lahap dan cepat ia menghabiskan roti beserta susu hangat itu.

Tahun berganti tahun. Dikisahkan, suatu hari di sebuah rumah pengobatan yang besar dan terkenal, tengah berlangsung kesibukan yang luar biasa. Beberapa orang sedang memandu seorang perempuan tua dalam keadaan pingsan. Kondisinya kritis akibat penyakit menahunnya. Untuk menyelamatkan nyawanya, kepala tabib memutuskan untuk mengambil tindakan operasi.

Beberapa hari setelah menjalani operasi, perempuan tua itu tampak sangat gelisah. Ternyata yang membuatnya gelisah adalah pikiran yang tertuju pada biaya pengobatan dan perawatan yang dirasa sangat mahal baginya. "Darimana aku bisa membayarnya?" gumam perempuan tua itu. Akhirnya, mau tidak mau, ia memberanikan diri menanyakan besarnya biaya kepada si perawat. Tak lama setelah itu, seorang perawat mendatanginya dengan membawa sepucuk surat. Dengan perasaan gelisah, surat itu diterima dan dibukanya. Ia pun segera membacanya.

"Ibu yang baik. Perkenalkan, saya adalah kepala tabib yang mengoperasi dan merawat ibu. Seluruh biaya pengobatan telah saya lunasi. Ini sebagai tanda terima kasih saya atas pemberian semangkuk susu dan sepotong roti yang pernah ibu berikan dahulu. Saya adalah si pemuda kelaparan yang dulu pernah berteduh di teras rumah ibu. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan umur panjang kepada ibu. Salam sejahtera."

Selesai membaca surat itu, meneteslah air matanya, haru bercampur lega. Perempuan tua itu tidak pernah menyangka, bahwa perbuatan kecil tanpa pamrih yang dilakukannya di masa lalu, ternyata membuahkan kebaikan yang tidak terkira di kemudian hari. Bukan hanya jiwanya terselamatkan, tetapi seluruh biaya pengobatannya pun lunas, tanpa ia harus mengeluarkan uang sepeser pun.

26 August 2008

FRUSTRASI?


Bila Anda frustrasi, jangan merasa sendirian. Anda akan merasa lebih baik saat mengetahui bahwa setiap orang pernah mengalami ini:

* Memberi waktu dan tenaga untuk suatu karya yang tiba-tiba menjadi tak berguna.
* Mengalami kesulitan dalam usaha.
* Mengetahui bahwa jerih payahnya dirusak orang lain.
* Geraknya diperlambat ketika ia sebenarnya sudah terlambat.
* Tidak menemukan peralatan apa pun saat ia sudah siap dengan suatu proyek.
* Melakukan tugas dengan baik tetapi orang lain yang mendapat penghargaan.
* Tidak mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah di depan mata.
* Rencana-rencana terbaiknya berantakan.
* Segala sesuatu tampak begitu berat.

Para tokoh Alkitab juga pernah frustrasi; mulai dari Abraham yang anaknya diminta kembali oleh Tuhan, Musa yang frustrasi karena bangsa yang dipimpinnya keras tengkuk, Elia yang dikejar-kejar Izebel, Ayub yang merasa apa yang menjadi miliknya tiba-tiba lenyap, dan masih banyak lagi. Namun, mereka tetap tampil sebagai pribadi yang kuat.
Apa yang membuat mereka tetap bertahan saat frustrasi? Mereka menanggapi keadaan yang tidak menyenangkan dengan respons yang tepat. Mereka sadar semuanya itu merupakan cara Allah untuk mendewasakan mereka. Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda sedang frustrasi? Belajarlah untuk melihat bahwa yang Anda alami adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. Bila Anda tak berespons dengan tepat, Anda bisa kecewa kepada Tuhan, kepada orang lain yang merugikan Anda, bahkan kepada diri sendiri. Respons yang tepat menentukan langkah Anda selanjutnya!

SATU HAL YANG ANDA BUTUHKAN SAAT FRUSTRASI: RESPONS YANG TEPAT!


Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ...? Berharaplah kepada Allah (Mazmur 42:6)

19 August 2008

DUKUNG PEMIMPIN KITA


"Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi (Keluaran 32:26)

Dalam perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2008 lalu,Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, secara khusus menciptakan sebuah lagu penyemangat. Judulnya "Majulah Negeriku". Sebuah lagu yang mengajak seluruh komponen bangsa untuk bangkit dan berjuang, bersama mengubah masa depan, demi kesejahteraan anak cucu.Sebuah lagu yang sarat keyakinan, bahwa Indonesia bisa bangkit menjadi negara yang makmur! Sebuah semangat dan kerinduan seorang pemimpin, yang hanya bisa terwujud jika didukung dan dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh bangsa.

Musa, sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Allah untuk membawa Israel keluar dari Mesir, suatu kali merasa sangat sedih sekaligus marah. Betapa tidak? Bangsa yang dipimpinnya tidak mendukung apa yang ia perjuangkan di hadapan Allah Yang Mahabesar. Mereka malah membuat anak lembu tuangan untuk disembah. Ini sangat mendukakan Allah.
Setelah kejadian itu, Musa menantang Israel untuk menentukan sikap; hendak mendukung Musa dan tetap menyembah Allah, atau tidak (ayat 26). Ya, sebagai pemimpin, Musa membutuhkan dukungan penuh dari bangsa yang dipimpinnya. Hanya dengan begitu ia akan mampu menjalankan fungsi kepemimpinanya dengan maksimal, sehingga dapat membawa bangsanya mencapai tujuan, yaitu tanah yang Tuhan janjikan.

Demi kebangkitan bangsa Indonesia tercinta, kita pun perlu mendukung penuh perjuangan para pemimpin kita; entah melalui doa, atau pun usaha-usaha sesuai peran dan kemampuan kita masing-masing. Jauhkan dari pada kita segala sikap yang akan menyusahkan serta menghambat jerih dan juang para pemimpin kita.

SEBESAR APA PUN KUASA SEORANG PEMIMPIN IA TAKKAN MENCAPAI APA PUN JIKA TAK ADA DUKUNGAN

11 August 2008

PENTINGNYA HARAPAN


Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga (2Timotius 4:18)

Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja
paksa di Auschwitz, bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana,
1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan saudaranya, dibawa ke
kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp,
namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa
lahir batin, ia bertahan. Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr.
Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope, menjelaskan bahwa
harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting.
Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.

Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi
sidang pengadilan, tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan
Tikhikus pergi karena tugas lain menanti. Demas telah terbujuk
kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-orang
seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang
memberatkan. Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak
kehilangan harapan. Mengapa? Karena harapannya disandarkan kepada
Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan rekan-rekan, ia yakin
Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan
Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam
persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk
surga (ayat 18).

Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda
berharap juga tidak kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh
harapan. Jika berharap banyak kepada manusia, kita bisa kecewa.
Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala keadaan -JTI

ANDA BOLEH KEHILANGAN HARTA, TEMAN, ATAU JABATAN
NAMUN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN HARAPAN

05 August 2008

BEHIND ENEMY LINES


Pada tahun 2001, ada sebuah film berlatar Perang Bosnia yang
dibintangi oleh Gene Hackman dan Owen Wilson. Judulnya Behind Enemy
Lines. Film bercerita tentang Letnan Chris Burnett yang pesawatnya
ditembak jatuh oleh pasukan Serbia. Ia dapat selamat karena kursi
pelontarnya. Sayangnya, ia jatuh di daerah musuh. Burnett terpaksa
harus berupaya keras menyelamatkan dirinya dari kejaran dan incaran
musuh. Tidak jarang ia hampir terbunuh oleh sniper (penembak jitu)
atau serangan bom.

Terkadang kita juga berada di tengah lingkungan yang tidak sesuai
dengan yang kita harapkan; bertemu dengan orang-orang yang selalu
berseberangan; bekerja dengan orang yang kasar dan "semau gue";
melayani bersama orang yang suka menyinggung, tetapi mudah
tersinggung. Waktu dan tenaga kita jadi terkuras hanya untuk meladeni
orang-orang "sulit" ini. Keadaan ini tidak jarang membuat frustrasi.
Serasa terjebak di "behind enemy lines". Di belakang garis musuh.

Namun, saat Tuhan mengizinkan orang-orang hadir dalam kehidupan kita,
maka pasti ada tujuannya. Begitu juga kehadiran orang-orang "sulit"
di perjalanan hidup kita. Dari mereka, setidaknya kita dapat belajar
tentang kesabaran, kerendahan hati, dan penguasaan diri. Sekaligus
kita bisa bercermin, betapa buruknya kita bila menjadi orang seperti
itu. Kita diingatkan untuk tidak menjadi orang sulit bagi orang lain.
Sesekali, dengan berhadapan dan hidup bersama mereka, kita pun
menjadi lebih objektif dalam memandang mereka; tidak lagi dengan
amarah dan kekesalan, tetapi dengan simpati dan empati -

DI BALIK HIDUP ORANG SULIT TERKADANG TERSIMPAN KISAH TRAGIS
KITA PERLU MEMANDANG MEREKA DENGAN EMPATI

TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,
bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka
(Amsal 16:4)

02 August 2008

Outbound Dinamis @ Sentul









GERAK DI TEMPAT

Seperti apakah si pemalas? Ia diumpamakan sebagai daun pintu yang
berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan alias
"gerak di tempat". Serupa pula dengan kursi goyang, orang yang duduk
di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah mencapai jarak yang jauh,
padahal ia tak ke mana-mana. Tidak heran bila kursi goyang disebut
juga "kursi malas".

Allah tidak senang kepada orang yang malas. Bacaan Alkitab kita
menuntun pada pengertian siapakah orang yang malas itu. Si pemalas
adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si
pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah
didorong oleh orang lain (ayat 16). Si pemalas adalah orang yang
bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi
dirinya sendiri (ayat 15). Seperti seseorang yang malas makan mangga,
kecuali orang lain mengupaskan kulitnya.

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi malas? Milikilah tujuan
hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai
hari-hari kita. Milikilah motivasi yang tulus, supaya kita dapat
merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan. Milikilah perencanaan
yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak
menyia-nyiakan waktu hidup kita. Mari menjadi anak-anak Tuhan yang
rajin dan penuh semangat dalam hidup ini, seperti apa yang telah
Paulus lakukan, "Aku ... berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus"
(Filipi 3:14). Selamat tinggal kemalasan!

DARI SETIAP NAMA ORANG YANG DAPAT KITA SEBUT BERHASIL
TAK ADA YANG BERANGKAT DARI HIDUP YANG MALAS

03 July 2008

THE BLESSING (BERKAT-BERKAT YANG DITERIMA MELALUI IBADAH)


Selama dua minggu kita dibuat mengerti bahwa ibadah harus menjadi gaya hidup kita sebagai orang percaya dan kita harus seimbang dalam beribadah, yaitu dalam ibadah pribadi, ibadah bersama dan ibadah dengan melakukan perbuatan-perbuatan kita yang memuliakan Tuhan.
Kalau minggu ini kita membahas thema Berkat-berkat yang diterima melalui ibadah, sebelumnya saya ingin bertanya kepada saudara semua, apakah sesungguhnya saudara diberkati dengan ibadah-ibadah yang saudara tekuni?! Saya percaya kita semua akan menjawab dengan kata “YA”, sebab kalau “TIDAK” saya berani jamin bahwa yang salah bukan Tuhan atau orang lain, yang pasti kesalahan ada di pihak kita. Tidak ada ibadah yang kita lakukan dengan sepenuh hati itu tidak memberkati kehidupan kita sendiri.
Dalam ibadah pribadi yang kita lakukan dengan kesungguhan hati, jika kita memuji Tuhan, berdoa kepada-Nya, berpuasa, baca firman-Nya, merenungkan serta membuat jurnalnya, hidup kita pasti akan diberkati. Dia akan memperhitungkan waktu yang kita berikan kepada-Nya, asal kita lakukan dengan kesungguhan hari. Sayangnya, begitu banyak orang karena makin disibukan dengan berbagai pekerjaan akhirnya waktu beribadah secara pibadi dikurangi dengan alasan terburu-buru, lembur, dan lain sebagainya.
Begitu juga jika kita datang ke ibadah bersama, datang ibadah raya setiap hari minggu, ikut Kesan, hadir di doa Jum’at malam dan doa pagi setiap hari Rabu, kita pasti akan menerima berkat dibandingkan dengan kata orang cukup datang ibadah minggu saja. Dalam berjemaat kita tidak cukup hanya hadir hari minggu, kita perlu Kesan untuk kita saling berbagi kehidupan melalui kesaksian hidup kita atau orang lain, hidup berjemaat adalah sharing of life.
Dan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang memuliakan nama Tuhan, kita juga akan diberkati, sebab apa yang kita tabur akan kita tuai.
Oleh sebab itu kita harus beribadah dengan benar kepada Tuhan, sebab banyak berkat-berkat yang akan kita terima melalui ibadah yang kita tekuni, amin.

TER

26 June 2008

Kesan Gabungan 19 Juni 2008

Click to larger image

click to larger image

Gallery Ultah GKPB MDC yang ke-13

click to larger image

click to larger image

click to larger image

click to larger image

Melayani Dengan Kerendahan Hati


Oleh: Manasje Korniawan


“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukan- nya.” (Yohanes 13:16,17)
Kisah Yesus membasuh kaki murid-muridNya, merupakan kisah yang ditulis hanya pada Injil tulisan Yohanes (Yohanes 13:1-20). Peristiwa yang dramatis ini terjadi pada malam terakhir sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan.
Dalam peristiwa ini, Yesus ingin menunjukkan suatu teladan kepada murid-muridNya, kepada kita semua, bahwa pelayanan pekerjaan Tuhan di dunia ini tidaklah sama dengan pandangan dunia. Dunia menghendaki sesuatu yang “wah”, hebat, menonjol, keakuan, superstar bagaikan bintang-bintang di langit, penghormatan. Pelayanan dunia adalah melayani pemimpin, penguasa.
Ada sebuah anekdot, digambarkan bahwa rakyat berdesak-desakan di dalam  sebuah bus yang penuh penumpang, pengap dan kepanasan di dalam bus itu, dihentikan oleh polisi, karena saat itu lewat “pelayan rakyat”, menaiki mobil sedan mewah ber – AC, dikawal oleh Polisi jalan raya, melewati jalan tersebut yang telah bebas dari hambatan dan kemacetan.


Inilah gambaran pelayanan dunia, siapa di atas, yang memimpin, yang berkuasa, dialah sebagai raja, menerima segala fasilitas dan kemudahan, disanjung-sanjung dan dihormati. (Lukas 22:24,25).
Tuhan Yesus berkata, “Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar diantara kamu, hendaklah menjadi sebagai yang paling muda, dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar : yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.”(Lukas 22:26,27).
Tuhan Yesus memberikan suatu gambaran, bahwa siapa yang menjadi terbesar di dalam kerajaan Sorga, bukanlah seorang yang paling hebat di dunia ini, yang menerima segala penghormatan dan dilayani, tetapi yang memiliki kerendahan hati, yang bersedia mengorbankan dirinya sendiri, mengosongkan diri untuk melayani, menjadi yang paling muda atau rendah, memperhatikan dan melayani kepentingan orang lain.
Tuhan Yesus memberikan contoh teladan hidup yang sangat sempurna, Dia yang adalah Allah, yang Maha Tinggi, Pencipta alam semesta, Raja di atas segala raja, ketika menjadi manusia, “tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia, … Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:6–8).

Selama hidup di dunia, Yesus menunjukkan kerendahan hati, melayani, walaupun Ia sangat hebat, membuat mujizat, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, sangat luar biasa. Malah murid-muridNya yang merasa sombong, ketika orang-orang Samaria tidak mau menerima mereka, mereka berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Lukas 9:54).
Kita memperoleh keselamatan, ditebus dan diangkat menjadi anak-anak Allah, masuk dalam keluarga Allah, itu semua oleh karena kasih karuniaNya, bukan usaha dan jerih payah kita.
Mungkin tanpa kasih karunia Allah, kita sekarang ini bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, mungkin tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, tapi oleh karena kasih karuniaNya, kita boleh menjadi seperti kita hidup sekarang, apakah sebagai hamba Tuhan, diaken, penilik jemaat, guru, dan lainnya.
Janganlah kita menganggap diri kita hebat, dan maunya menonjol terus, dan tidak memberikan penghormatan kepada mereka yang melayani dengan rendah hati, yang tidak pernah kelihatan.

Apakah kita merasa tergerak hati (terpikirkan) tentang pelayanan yang tidak nampak, seperti seksi (komisi) kematian, yang dengan tekun melayani mereka yang sudah meninggal, merias (make up) orang meninggal, atau pelayanan orang-orang jompo, yang setiap kebaktian, menjemput orang-orang yang tua ini dari rumah ke rumah, jauh sebelum kebaktian dimulai, dengan kendaraan dan  biaya sendiri, agar orang-orang tua itu dapat ikut beribadah di gereja dan juga pulangnya mengantar mereka sampai di rumah masing – masing, atau pelayanan yang mempersiapkan ruangan ibadah, menyapu, mengepel, dan menata kursi, agar ibadah dapat berjalan dengan nyaman. Hamba-hamba Tuhan yang melayani di pelosok-pelosok terpencil, daerah yang sulit, di Sumatera, Riau, Kalimantan , Papua, menuai ladang yang sudah menguning.
Apakah kita akan berkata, “Oh, itu bukan tugas saya, itu tugas orang lain, tugas jemaat, tugas saya adalah berkothbah, tampil di mimbar, memenangkan ribuan jiwa bagi Tuhan. Saya hanya terpanggil untuk kota-kota besar di Jawa, gereja-gereja yang sudah mapan, dengan jemaat yang banyak. Daerah-daerah terpencil, bukan tugas saya.” Atau berkata, “Wah, itu bukan tanggung jawab saya, saya hanya hadir dalam kebaktian, duduk, mendengarkan Firman Tuhan, dan pulang, itu bukan urusan saya.”
Ada sebuah kisah, seorang hamba Tuhan, yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa, setiap kali berkothbah, yang hadir ribuan orang, dan banyak jiwa yang bertobat karena kothbahnya. Sementara itu ada seorang ibu tua yang setia datang beribadah, duduk dikursi paling belakang, dan selalu berdoa setiap kali hamba Tuhan ini berkothbah. Suatu ketika hamba Tuhan dan Ibu tua ini dipanggil ke Sorga, untuk menerima mahkota. Hamba Tuhan ini berpikir pasti dialah yang akan mendapatkan mahkota dan pahala yang besar. Tetapi ternyata ibu tualah yang memperoleh mahkota yang indah, lebih mulia dari hamba Tuhan itu.


Ketika hamba Tuhan ini protes kepada Tuhan, Tuhan menjawab, kalau bukan karena doa ibu tua itu, yang selalu berdoa untuknya,  hamba Tuhan ini bukanlah apa-apa, tak dapat sehebat itu pelayanannya.
Kejahatan terbesar di hadapan Tuhan adalah keseombongan. Kesombongan (tinggi hati) adalah lawan dari kerendahan hati. Kesombongan menonjolkan keakuan, tidak mengakui campur tangan Allah, dan melawan Allah.
Karena kesombonganlah maka Iblis jatuh dan dicampakkan ke bumi, ”Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar ….. Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan … hendak menyamai Yang Maha Tinggi. Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan .” (Yesaya 14:12–15)
Kita dapat merenungkan Firman Tuhan dalam Matius 7:22,23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan.”
Banyak anak-anak Allah, orang Kristen akan terbujuk oleh bisikan iblis untuk hidup mementingkan diri sendiri, meninggikan diri dan menjadi sombong, dan tidak bergantung lagi kepada Allah, tidak setia dan tidak taat kepada Tuhan dan FirmanNya dalam hidup dan pertumbuhan rohani mereka, tetapi memakai alasan melayani Tuhan untuk memuaskan keinginan daging dan hawa nafsu pribadi mereka.
Tuhan Yesus menyatakan “Yang terbesar diantara kamu … menjadi yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.” (Lukas 2:26). Kebesaran sejati bukanlah mengenai kedudukan, jabatan, kepemimpinan, kuasa, pengaruh, gelar pendidikan, ketenaran, kemampuan, prestasi atau keberhasilan yang besar, melainkan kehidupan rohani kita dihadapan Allah, menjadi besar dalam hal-hal yang benar, makin besar dan bertumbuh dalam iman, kerendahan hati, watak yang saleh, hikmat, penguasaan diri, kesabaran, dan kasih, untuk melayani orang lain bagi kemuliaan nama Tuhan. Karena semua yang kita lakukan untuk Tuhan tanpa pamer, tanpa “gembar-gembor”, tetapi secara sembunyi, maka Bapa Sorgawi yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (Matius 6:4,6,18).

Miliki Mimpi Besar (Tapi Setialah Pada Hal-hal Kecil)



Waktu saya masih kecil, saya selalu ingin menjadi penyanyi terkenal nantinya. Lalu saya membayangkan menjadi presiden. Lalu saat saya berusia 21 tahun, teman saya mengajak saya dan yang lain menulis daftar 25 hal yang ingin kami lakukan dalam hidup kami. Saya telah memimpikan masa depan sejak lama. Tapi anehnya, saat sekarang "masa depan" itu di sini, saya hampir tidak bisa mengingat sebagian besar hal-hal yang saya tulis dalam daftar itu. Hmmm... saya masih ingat sebagian: membeli dan mendekor ulang sebuah rumah tua, memulai bisnis saya sendiri, dan menulis buku. Yang terakhir ini masih melekat dalam diri saya, sesuatu yang sangat ingin saya lakukan. Saya tidak yakin bahwa saya mampu menulis sebuah buku, karena saya kurang tekun dan saya juga tidak tahu darimana idenya. Apa yang harus saya tulis sepanjang 200 halaman? Tapi saya tetap menyimpan keinginan itu.

Saya pikir ada banyak orang yang membuat daftar seperti itu, berisi hal-hal seperti: tour ke Eropa, menemukan sesuatu yang berguna bagi dunia, mendaki gunung-gunung tertinggi, membuka restoran, dan sebagainya. Apa impian Anda? Apakah Anda pernah berada di suatu kelas, gereja, berjalan kaki, atau saat teduh Anda dan mendapatkan pimpinanNya untuk mengejar sesuatu? Pernahkah Anda mendapatkan suatu kesan yang mengatakan pada Anda "untuk inilah aku diciptakan"?

Impian adalah motivator yang sangat kuat. Mereka mendorong kita mengambil resiko, melewati batasan-batasan, dan untuk terus mencoba ketika kita gagal. Kegagalan bukanlah bagian kecil dalam proses meraih impian. Tapi Anda harus mengijinkannya membentuk Anda. Seperti Yusuf, seorang pemimpi yang setia dari Perjanjian Lama, saya mempunyai banyak hal yang harus saya pelajari sebelum satupun dari mimpi-mimpi saya mulai menjadi nyata:

"Dengarkan mimpi saya," kata Yusuf kepada saudara-saudaranya dan menceritakan mimpinya yang mengatakan bahwa suatu hari nanti dia akan memimpin mereka semua. Dapat ditebak, mereka tidak senang dengan mimpinya, mereka mencoba membunuhnya. Hanya dalam kesempatan yang tiba-tiba akhirnya dia dijual sebagai budak. Yusuf akhirnya melayani di rumah Potifar. Saat Anda sudah mengetahui akhir ceritanya, sangat mudah untuk melewatkan bagian ini:

Yusuf adalah anak favorit dari Yakub yang kaya raya. Dia pasti sudah mendengar Yakub bercerita tentang Tuhan yang pernah berkata bahwa keluarga mereka akan menjadi suatu bangsa yang besar. Saya membayangkan Yakub berkata dengan bangga kepada Yusuf, "Anak kesayanganku, kamu akan menjadi bapa dari bangsa yang besar ini." Dan sekarang Yusuf dalam tawanan, jauh dari ayah yang sangat menyayanginya, dipaksa untuk bekerja di daerah asing. Dia punya hak dan banyak kesempatan untuk menjadi marah, kepahitan dan mendendam. Dia tidak tahu apakah dia akan bisa keluar dari rumah Potifar. Dia mungkin mengira dirinya tidak akan bisa betemu lagi dengan teman-teman atau keluarganya lagi. Sejauh pemikirannya, hidupnya yang lalu itu sudah berakhir, namun dia tetap setia (Kejadian 39:2-23).

Tentu saja, menjadi seorang tahanan bukanlah impian Yusuf, tapi adalah sebuah tugas dimana Yusuf belajar untuk setia. Sementara berada di penjara, Yusuf mengartikan mimpi juru minuman, mengatakan bahwa dia akan dibebaskan dan dikembalikan pangkatnya. Juru minuman itu berjanji akan mengingat Yusuf, tapi dia tidak menepati janjinya. Itu bisa saja terjadi, Anda bisa saja tetap setia dan masih mempunyai teman atau rekan kerja yang gagal melakukan bagian mereka. 2 tahun berlalu sementara Yusuf masih setia melayani di penjara. Tidak lama setelah itu, Firaun bermimpi dan tidak ada seorangpun bisa mengartikannya, dan juru minuman itu baru mengingat Yusuf. Tuhan memberikan arti mimpi itu pada Yusuf dan karena itu Firaun mengangkat dia menjadi orang kedua di kerajaannya. Ini adalah pemutarbalikan posisi yang hampir tidak bisa dipercaya untuk seseorang yang pernah berada di penjara. Tapi ini juga bukan impian Yusuf. Meskipun dia telah mempunyai jabatan tinggi, kekayaan, dan kehormatan, itu bukanlah rencana terakhir Tuhan.

Ini adalah kunci yang perlu diingat karena jabatan, kekayaan, dan kehormatan dapat menjadi gangguan besar selagi kita sedang mengikuti impian yang sudah Tuhan berikan. Ingatlah bahwa tanpa ujian karakter yang dihadapinya setiap hari, dan yang berhasil dilaluinya dengan respon yang benar, Yusuf mungkin tidak akan banyak berguna bagi Firaun, bagi bangsa Israel, maupun bagi Mesias masa mendatang.

Setialah dalam Hal-hal Kecil
Anda sedang berada di mana dalam proses mencapai impian Anda? Akan jauh lebih baik kalau saja kita bisa mengetahui bahwa saat-saat pengalaman penolakan yang menyakitkan ini, kegagalan yang memalukan itu, tugas yang membosankan dan tidak ada akhirnya, dan prestasi yang tidak diakui itu adalah bagian-bagian dari rencana besar Tuhan. Tapi kita tidak bisa. Pada saat hal-hal itu terjadi, itu sama sekali tidak terasa sebagai persiapan untuk sesuatu yang besar. Itu hanya terasa kejam. Yang bisa kita lakukan adalah menngikuti teladan Yusuf: tetap bermimpi dan tetap setia dalam hal-hal kecil.

Dalam perumpamaan tentang talenta, Yesus memuji orang yang menerima 2 talenta dan juga orang yang menerima 5 talenta. Keduanya sama-sama berusaha untuk melipatgandakan apa yang telah diberikan kepada mereka, dan tentang mereka tuan mereka berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Kesetiaan hari ini dalam apapun yang harus Anda kerjakan adalah bagian dari proses yang Tuhan ingin Anda jalani. Apa yang Anda lakukan dengan tanggung jawab yang kecil akan mempengaruhi berapa banyak lagi tanggung jawab yang akan Anda terima. Ini berlaku untuk segala hal yang menjadi tanggung jawab Anda sekarang. Jika Anda melakukan setiap tanggung jawab dengan setia memenuhi kebutuhan dan bekerja seolah-olah untuk Tuhan sendiri, Dia akan setia menuntun Anda kepada langkah berikutnya untuk mewujudkan impian yang telah Dia letakkan dalam diri Anda.

Ada saat-saat dimana dulu saya masih belajar bagaimana menulis secara profesional, penolakan-penolakan dari penerbit kadang membuat saya menjauh dari keyboard komputer tanpa berpikir untuk kembali. Menulis itu kerja keras. Mendengar bahwa apa yang Anda tulis tidak cukup bagus itu menyakitkan. Dalam masa-masa itu saya harus memutuskan: menyerah untuk mengejar sesuatu yang lebih mudah atau terus maju. Tapi setiap kali saya kembali ke komputer saya, menekan tombol delete, dan memulai kembali, hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Kerja keras dan ketekunan itu layak dilakukan... Impian saya dulu untuk menulis buku? Akhirnya itu tercapai, 16 tahun kemudian... Setialah dalam hal-hal kecil dan hal-hal besar akan mengikuti!

FREEDOM (Kemerdekaan Aktif Vs Kemerdekaan Pasif)


Oleh: Melani N. Liu, S.Th

Kemerdekaan yang negara Indonesia miliki akan menjadi percuma saja, jika tidak diisi dengan usaha untuk memanfaatkan alam kemerdekaan yang ada. Tentu dengan meningkatkan taraf ekonomi rakyat, menggali seluruh kekayaan alam Indonesia kemudian diwariskan secara merata bagi seluruh penduduknya. Bila tidak demikian, maka ternyata bangsa ini masih dijajah dengan kemiskinan, kebodohan dan berbagai kebutaan lain. Demikian pula dengan kemerdekaan Kristiani. Sangat disayangkan, ada banyak orang Kristen yang tidak mengisi kemerdekaannya dengan benar, sehingga tidak menikmati berkat kemerdekaan dalam Kristus. Banyak orang kristen yang terikat dengan keinginan-keinginan daging, pikiran-pikiran negatif, tidak percaya, duniawi, kekhuatiran, dan lain-lain. Kita dipanggil untuk mengisi kemerdekaan itu, agar kita menikmati sepenuhnya berkat dalam kemerdekaan Kristiani. Dengan cara sebagai berikut (Yoh. 8:30-36):
Pertama, hidup selaras dengan Firman Tuhan (dituntun dan dipandu oleh Firman-Nya). Setiap keputusan, dan peristiwa hidup selalu dikaitkan dengan Tuhan. Tanpa disadari, banyak orang kristen yang hidup dalam kepasifan. Pasif dalam memandang Tuhan dan memberi perhatian kepada perkara-perkara rohani (ini bentuk pemilikkan kuasa kegelapan). Sebab, pikiran di luar Tuhan, dipenuhi dengan berbagai ambisi dan hasrat duniawi (Mat 22:37-40). Oleh sebab itu, benar kata Tuhan, kita tidak dapat menjadi murid kalau tidak melepaskan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Pengenalan akan Allah ini dapat membuat seseorang merdeka; ini merupakan hasil pergumulan kongkrit hidup setiap hari, bukan hasil belajar Alkitab semata-mata di sekolah Theologia. Dalam hal ini, kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata: “Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Fil 2:12), ini menunjuk kepada keseriusan yang tinggi untuk mengisi keselamatan yang sudah dimiliki seseorang. Kita dimerdekakan untuk mengisi kemerdekaan, kita diselamatkan untuk meningkatkan mutu keselamatan itu. Bila tidak demikian, maka kita tidak bertanggung jawab.
Kedua, hidup sempurna dalam piminan Roh Kudus. Bagaimana kita hidup sempurna dalam piminan Roh Kudus? Jawabannya adalah, tergantung dari kemauan kita. Oleh sebab itu, kita harus menggunakan kehendak kita dengan kuat dan tegas berkata: “Aku mau untuk hidup seturut dengan kehendak Allah”.



Iblis sering menipu kita dengan kepasifan, sehingga pada hari-hari hidup, kita tidak menguatkan hati untuk memandang Tuhan. Iblis mengisi pikiran kita dengan berbagai sampah-sampah sehingga kita tidak menggunakan kebebasan kita bertindak dan mengambil keputusan. Banyak manusia yang tidak jelas arah perjalanan hidupnya sebab pasivisme ini. Tidak jarang kita jumpai anak Tuhan yang mohon bimbingan Tuhan; mohon arah untuk memulihkan kehidupannya, tetapi tidak pulih-pulih, sebab Tuhan menghendaki kita melangkah dahulu, barulah pemulihan akan menyertai langkah kita.
Ketiga, mengenal kebenaran, yang identik dengan mengenal Allah, mengenal pribadi-Nya, mengenal kehendak-Nya, dan mengerti maksud-maksudNya. Sebab Yesus itulah kebenaran. Pengenalan yang bertumbuh melalui pergumulan kongkrit inilah yang membuahkan kemerdekaan. Kenyataannya, kita mengenal banyak orang Kristen yang sudah merdeka tetapi sebenarnya masih terikat dengan berbagai ikatan. Kemerdekaan yang diakuinya sebenarnya hanyalah mimpi semata-mata. Dalam hal ini, harus dipahami bahwa ada 2 jenis kemerdekaan, yaitu: kemerdekaan pasif dan aktif.



Kemerdekaan pasif adalah kemerdekaan yang kita terima dari Yesus yang membuat kita selamat; kemerdekaan yang kita terima hanya dengan percaya saja. Sedangkan kemerdekaan aktif adalah kelepasan dari ikatan-ikatan dosa, buah dari pergumulan pribadi dengan pimpinan Roh Kudus yang membuat kita makin merdeka dari ikatan-ikatan dosa tersebut, dan memperoleh mahkota sorgawi atau kemuliaan bersama Yesus. Kemerdekaan aktif adalah sebuah perjuangan yang terus-menerus sampai Tuhan datang kembali, kita tidak boleh berhenti dan tidak bisa berhenti. Kemerdekaan aktif menuntut kesungguhan kita. Semakin orang merdeka semakin ia menikmati:
Damai sejahtera Allah. Damai sejahtera Allah hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang tidak duniawi. Kita tidak dapat menikmati damai sejahtera Allah dalam keadaan berdosa.
Semakin melayani Tuhan dengan kuasa. Kuasa Allah mengalir buah dari kesucian hidup.
Beroleh hak penuh masuk ke dalam kerajaan sorga dan kemuliaan bersama dengan Kristus.
Tidak sedikit orang Kristen yang hanya memiliki kemerdekaan pasif dan tidak bertumbuh dalam kemerdekaan aktif, sehingga mereka tidak bertumbuh makin merdeka. Mereka adalah orang-orang kristen yang tidak mengerti arah hidup kekristenannya; dan merupakan orang Kristen yang tidak bertanggung jawab. Sebagai peringatan bahwa setiap orang Kristen yang merdeka dapat diperbudak lagi oleh dosa, jika tidak berjaga-jaga (Gal 5:1; Ef 4:17). Oleh sebab itu, dalam hidup ini bagi kita tidak ada pilihan lain, kalau tidak mengisi kemerdekaan, maka kemerdekaannya akan direbut kembali oleh iblis.

“Membangun sebuah generasi yang MENGENAL dan MENGHIDUPI KEBENARAN sehingga menjadi JAWABAN bagi dunianya”


Saya percaya setiap kita dipanggil untuk MENJADI JAWABAN bagi generasi kita saat ini. Kisah para rasul 13:26 dalam bahasa inggrisnya mengatakan “(David)… serve the purpose of God in His generation”. Tuhan menempatkan kita TEPAT di generasi ini dan di tempat dimana kita berada untuk menjadi jawaban. Sehingga seperti Firaun pada akhirnya mengakui Allah-nya Yusuf karena Yusuf memberikan solusi atas masalah kelaparan di Mesir, demikian juga orang-orang disekitar kita akan mengakui Allah kita karena hidup kita menajdi jawaban bagi mereka.

Kuncinya ada dalam MENGENAL dan MENGHIDUPI kebenaran, dimana “CHRIST” seharusnya menjadi VALUE yang kita hidupi :
C – Covenant Relationship
H – Humble / Servanthood
R – Relevan
I – Integrity
S – Spirit of ExcellenT

Selama bulan Juni dan Juli ini kita membahas Value Dynamic Service diatas, yang saya sangat yakin akan membawa PERUBAHAN BESAR bagi hidup kita. Kemudian di bulan Agustus tema yang diangkat adalah “FREEDOM”. Sebagaimana kita merayakan kemerdekaan negara kita, kita juga akan belajar bersama bagaimana Tuhan Yesus telah memberikan kemerdekaan yang sesungguhnya bagi kita, for Jesus has paid it all for us.

“So if the Son sets you free, you will be free indeed.” John 8:36



be inspired…

febe hadiwidjaja

18 June 2008

IBADAH SEBAGAI GAYA HIDUP

Mungkin kita pernah mendengar seseorang berkata tentang ibadah mereka: “Buat saya sih yang penting datang ibadah hari minggu itu sudah cukup” atau “Yang penting ‘kan datang ke gereja, saya tidak suka ikut-ikut kegiatan lainnya” atau “Saya gak bisa doa sendiri, gak tahu mau ngomong apa” atau juga “Kalo baca firman Tuhan saya gak ngerti jadi gak suka baca alkitab.” dsb.
Apa betul kalau kita hanya datang seminggu sekali ke gereja sudah merupakan ibadah yang disukai oleh Tuhan? Coba renungkan sejenak apa yang dikatakan rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:31 “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Hidup memuliakan Allah itu bukan berarti cukup hanya dengan ibadah secara pribadi, ibadah bersama atau melalui perbuatan-perbuatan baik dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi kalau kita hanya melakukan ibadah sebatas kegiatan berkala seperti misalnya ke gereja pada hari minggu, itu bukan tidak baik, tapi sangatlah kurang di hadapan Allah jika dibandingkan dengan apa yang diajarkan Paulus kepada kita.
Dalam ibadah secara pribadi, tentunya kita juga harus mempunyai kehidupan doa secara pribadi dengan Allah. Membaca dan merenungkan firman Tuhan secara pribadi serta membuat catatan dari hasil perenungan pribadi terebut, dan melakukan firman Tuhan yang kita dapatkan tersebut setiap hari bahkan setiap saat dan setiap kesempatan sehingga kita mendapatkan kuasa dan kasih Tuhan dalam kehidupan kita. Belum selesai sampai disini sebab kita juga harus bersaksi kepada orang lain atas segala sesuatu yang kita alami dalam hidup kita. Sebab Tuhan Yesus juga sudah mengingatkan kita dalam amanat AgungNya “ ….., dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. …..”
Ini semua baru ibadah secara pribadi, belum lagi ibadah secara bersama dan ibadah dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi kemuliaan nama Tuhan. Oleh sebab itu kita harus belajar membangun ibadah sebagai suatu gaya hidup, sehingga apapun yang kita lakukan, merupakan ibadah yang memuliakan nama Tuhan, amin.
TER.

23 May 2008

HOAX ANTIKRIS-666


Kayaknya bukan saya aja yang dibombardir dengan sms dan email yang bilang kartu AXIS dari antikris or 666 or or gereja setan. Saya cuman tersenyum dan langsung delete aja. Sudah pasti hoax.

Hoax: An act, document or artifact intended to deceive or defraud. (urbanlegend.com)

Hoax adalah usaha untuk memperdaya orang-orang agar mempercayai sesuatu yang salah menjadi benar (id.wikipedia).

Eeeehhh… barusan banget saya dapet sms yang baru:
Tgl 11-13 Mei akan dilepas roket satelit 666/antikris ke angkasa untuk menangkap jiwa-jiwa lewat no hp-nya. Jadi dihimbau tgl 11-13 Mei harap lepas kartu dari hp untuk sementara… bla-bla-bla



OmyGod! Plis stop being bodoh. Biasanya hoax itu:
- Gak ada pengirim/penulis aslinya.
- Pake huruf capital en urgent, memaksa, menyuruh untuk memforward (bahkan ada yang pake ancaman, misalnya kalo gak diforward bakalan celaka dsb, huehehe).
- Gak ada bukti akurat atau keterangan sumber yang bisa dipercaya.
- Pake judul ‘this is not a hoax’, atau ‘this is real’

Sebelum ini kamu mungkin pernah dapet hoax tentang 666 yang klasik kayak tentang Barcode mengandung 666, Procter&Gambler menyumbang gereja setan, atau Mondex en Motorola bikin chip 666, atau Bill Gates adalah antikristus. Yang terbaru: Obama adalah antikristus!

So, jangan buru-buru menyebarkan email or sms yang isinya gak jelas, itu sama dengan menyebarkan kebohongan, ketakutan, kecemasan. Selidiki dulu, pikir dulu dengan logika, dan stop jadi bodoh. Jangan-jangan kita jadi ikutan ‘membunuh’ karir seseorang atau membuat bangkrut perusahaan orang. Misalnya, iya kalo bener AXIS dari gereja setan… kalo nggak? Perusahaan bangkrut karyawan nganggur, apa gak ikutan berdosa tuh?

Tambahan tentang hoax AXIS:
- Katanya ada orang meninggal setelah pake AXIS. Saya udah cari sumbernya, en gak ada! Yang ada cuman joke berikut:
:::::::Seorang anak perempuan setelah meninggal kemudian hidup lagi setelah orang tuanya membeli kartu operator AXIS, di kabarkan bahwa, penyebab hidupnya anak perempuan itu adalah tergiur dengan harga tarif AXIS yang murah, kata-kata pertama sang perempuan, "mau murah? AXIS aje........lebih murah dari operator sebelah!"
:::::::Terjadi lagi! AXIS lagi-lagi membuat masalah, seorang bocah ditemukan terbaring di rumah sakit karena AXIS, penyebab mulanya tidak diketahui, namun setelah di selidiki, bocah yang biasa menggunakan kartu operator lain yang banyak trik hitungan detik, terkejut sampai jantungan dengan harga AXIS yang sangat murah sekali, bibir sang anak ditemukan bukan dower lagi! namun jontor karena ngobrol 36 jam nonstop!

- Katanya jangan angkat kalo ada telepon dari nomor 0866xxxxx, dari AXIS, bisa mati! OmyGod... AXIS bukan 086 tapi 083!

- Katanya AXIS dari gereja setan, liat aja tarifnya pake enam semua. Liat aja nanti juga berubah, enam masih belum murah, yang lain udah perang tarif, nanti juga turun harga, hehe. Kalo gak turun harga pasti kalah bersaing sama kartu yang lain.

- Menurut salah satu costumer servise AXIS, nama AXIS adalah berasal dari MAXIS (share holder asing mereka yang pertama adalah MAXIS) sebelum di beli oleh Saudi Telecom Company. Offer 666 adalah utk kemudahan mengingat (Rp 1 / detik which is sama dgn Rp 60/menit).

- Saya kirim email ke AXIS seputar isu ini dan ini jawaban dari mereka:
Dear Pak Fery
Terima kasih atas emailnya

Di bawah ini adalah tanggapan kami seputar isu yang berkembang :

AXIS adalah operator GSM dan 3G nasional yang bertujuan untuk menjadikan layanan GSM dan 3G terjangkau bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dengan cara mengembalikan kontrol kepada konsumen melalui penawaran tarif yang mudah dimengerti, transparan dan kompetitif. AXIS didukung oleh dua pemegang saham utamanya, yaitu Saudi Telecom Company (www.stc.com.sa), sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di Saudi Arabia dan Maxis Communications Bhd, perusahaan telekomunikasi terkemuka di Malaysia (www.maxis.com.my). Untuk informasi lebih rinci mengenai AXIS, silakan kunjungi www.axisworld.co.id

Skema tarif AXIS saat ini yang semuanya dimulai dengan angka 6, seperti Rp60/menit untuk sesama AXIS, Rp60/SMS ke semua operator atau Rp600/menit ke operator lain disusun untuk memudahkan konsumen mengingat skema tarif yang diberlakukan AXIS. Tidak ada unsur lain yang mendasari penyusunan skema tarif ini.

AXIS memahami bahwa saat ini banyak beredar SMS yang menghubungkan AXIS dengan satu kepercayaan tertentu yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Namun demikian AXIS percaya bahwa masyarakat Indonesia dapat mengambil sikap yang bijak dan tidak mudah mempercayai hal-hal yang belum tentu kebenarannya.

Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan sedikit gambaran tentang AXIS

(ferry Gfresh)

Dynamic Service Wallpaper

click to download

21 May 2008

The GIFT

Dalam 1 Korintus 12:4 dijelaskan bahwa ada sembilan karunia (Hikmat, Pengetahuan, Iman, Menyembuhkan, Mujijat, Bernubuat, Membedakan roh, berbahasa roh dan menafsirkan bahasa roh) dalam satu Roh. Sebetulnya jika ditambah dengan karunia karunia yang dituliskan dalam kitab Roma dan Efesus, jumlah karunia Roh Kudus bukan hanya 9, tetapi semua berjumlah 31 karunia Roh yang disediakan bagi kita yang sudah dipenuhi Roh Kudus. Dan dalam 1 Korintus 12:7 dikatakan bahwa kepada tiap tiap orang diberikan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Banyak orang berpendapat bahwa setiap orang percaya hanya diberi satu karunia Roh Kudus, pendapat ini salah, sebab karunia karunia ini dapat bekerja sekaligus pada waktu kita membutuhkannya. Karunia Roh Kudus ini diberikan kepada kita agar dapat menyatakan kuasa Allah, memperlengkapi orang percaya untuk melayani dengan lebih baik, yang kesemuanya berguna untuk membangun jemaat.Misalnya, pada waktu kita mendoakan orang sakit, Tuhan akan menyertai kita dengan karunia kesembuhan. Tetapi Tuhan dapat sekaligus menyertai kita dengan Roh Hikmat untuk menyatakan kenapa orang ini sakit atau Tuhan menambahkan dengan karunia bernubuat, dimana kita berani berkata kepada si sakit, misalnya "kalau engkau mau mengampuni orang yang menyakiti hati kamu, maka kamu akan sembuh".

Ketiga karunia Roh ini bekerja sekaligus pada waktu kita melayani orang sakit dan ada karunia ke empat yang bisa saja langsung terjadi, yaitu karunia mujijat, setelah kita berdoa dalam karunia bahasa Roh, orang sakit itu langsung mampu berdiri dan berjalan. Ada 5 karunia Roh Kudus sekaligus bekerja, ini sangat luar biasa sekali. Oleh sebab itu, latihlah diri kita berjalan dengan kuasa Roh Kudus, Dia akan mencurahkan RohNya atas kita dan karunia karunia Roh itu akan bekerja di dalam kehidupan kita sehingga banyak orang datang kepada Yesus.

Ingat, jika kita menerima Karunia karunia tersebut di atas, janganlah kita menjadi sombong, karena semua pemberian cuma cuma dari Tuhan dengan kepada kita, sudah seharusnya kita memakai bagi kemuliaan namaNya, amin.

14 May 2008

MANFAAT-MANFAAT ROH KUDUS



Sebetulnya kita sudah pernah membahas thema kotbah yang akan dibahas minggu ini, tetapi Firman Tuhan begitu dalam dan luas sehingga akan masih banyak lagi hal-hal baru yang akan kita dapatkan.

Kita tidak bisa hidup tanpa Roh Kudus di penghujung jaman yang gelap dan penuh kejahatan ini. Selain dari 4 manfaat Roh Kudus yang kita sudah bahas, yaitu:
1. Mengingatkan dan mengajar apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus.
2. Memberikan Kuasa kalau Dia turun atas kita.
3. Membuat kita rindu untuk melakukan hal-hal yang rohani.
4. Menyertai kita dengan tanda dan mujijat.

Ada manfaat lain yang tidak kalah penting yaitu bahwa Roh Kudus yang digambarkan dengan Api, menjadi terang dalam dunia ini, memampukan kita untuk dapat menyatakan terang Kristus atau berjalan dalam Kebenaran di tengah-tengah dunia yang gelap dan jahat ini.

Saulus, seorang yang sangat ditakuti oleh semua orang yang percaya kepada Kristus karena dia memegang surat keputusan untuk membunuh semua orang percaya, kegelapan sedang meliputi semua orang percaya setelah Steffanus dibunuh, sehinga banyak dari mereka yang melarikan diri karena ketakutan. Tetapi di tengah kegelapan pada waktu itu, Roh Kudus yang menggantikan Tuhan Yesus datang dengan Terang-Nya menghadang Saulus dalam perjalanan ke Damsyik. Seketika itu juga terang menguasai kegelapan, Saulus bertobat (Kis.9:1-19a) dan berubah nama menjadi Paulus yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, menjadi terang di tengah kegelapan pada masa itu dan hingga hari ini.

Bangsa kita sedang dirundung oleh kegelapan, membutuhkan Terang Allah dalam Roh-Nya yang Kudus agar dapat menemukan jalan keluar dari setiap permasalahannya. Kita sebagai orang percaya yang sudah dipenuhi dengan Roh Kudus adalah Paulus-Paulus jaman ini, untuk membawa bangsa ini keluar dari kegelapan. Oleh sebab itu baiklah kita keluar untuk menjadi terang agar bangsa ini tidak selamanya dikuasai kegelapan. Lakukan apa yang dapat kita lakukan, sedikitnya berdoa, terlebih lagi jika kita bisa membawa terang keluar dari gereja kita, mengajarkan berita Kerajaan Allah kepada banyak orang.

Penuhilah dan tenggelamkan diri kita dengan Roh Kudus, maka Dia akan menyatakan Kuasa-Nya dalam hidup kita, amin.
TER.

29 April 2008

LIVING VICTORIOUS



Sekarang ini semakin banyak orang Kristen yang mengklaim bahwa dirinya adalah orang Kristen yang menang. Namun dalam prakteknya, banyak orang Kristen yang tidak hidup
dalam kemenangan. Hal ini terjadi karena banyak orang Kristen yang tidak mengerti
APA ITU HIDUP DALAM KEMENANGAN (LIVING VICTORIOUS)? Dan Bagaimana mempertahankannya?
Kita akan menelusuri kata PEMENANG dari asal katanya. Kata ’menang’ artinya: ’mengatasi lawan; mengungguli musuh; lulus; menaklukkan’. Pemenang artinya: ’orang yang menang’. Dalam teks aslinya, kata ’pemenang’ yang terdapat di dalam Roma 8:31-39 adalah hupernikomen (Ing: over conquer; GN: we have complate through Him Who love us), yang berarti: kita adalah orang-orang yang memiliki kemenangan penuh; bukan sebagian atau kurang lengkap, tetapi penuh. Kemenangan di sini adalah kemenangan dari segala masalah yang memusuhi kesejahteraan hidup manusia. Dosa yang adalah sumber segala penderitaan dengan segala akibatnya telah
dikalahkan oleh Yesus, dan kemenangan Yesus adalah jaminan kemenangan kita.

Oleh karena Tuhan Yesus telah menang maka kemenangan-Nya juga dapat menjadi milik kita sepenuh. Kemenangan yang sesungguhnya ditandai dengan hal-hal ini:

1.Dosa dikalahkan, itu berarti ada kemuliaan di balik kubur.
2.Ada persekutuan dengan Allah (pemulihan dengan Allah).
3.Semua kebutuhan kita disediakan.

Untuk melihat ciri-ciri seseorang yang hidup dalam kemenangan, maka kita akan melihat pergumulan Tuhan Yesus di padang gurun dan bagaimana Tuhan Yesus memenangkan pergumulan itu (Mat 4:1-11):

Pertama, orang yang menang adalah orang yang tidak menjadi budak nafsu rendahnya (kedagingan). Wilayah inilah yang paling mudah diserang kuasa kegelapan dan menjadi
kelemahan banyak anak Tuhan. Dengan cara iblis merangsang kita untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dan sulitnya, apa yang ditawarkan iblis itu cocok dengan selera tubuh manusia. Tuhan Yesus menang dalam menghadapi bujukan
iblis untuk berpaling dari kebenaran Firman Tuhan kepada kepuasan daging(Mat 4:1-4).

Oleh pertolongan Tuhan, kita dapat menang dan akan semakin berkepribadian yang tidak dikuasai dosa seperti Yesus (Fil 2:5-8; Rm 8:29). Bagaimana kita bisa mengklaim
diri kita sebagai orang yang menang, sementara masih diikat dengan berbagai dosa
dalam daging? Untuk hal ini, Paulus menasihati dalam Roma 6:12-13. Orang yang menang adalah mereka yang mampu berjalan seirama dengan Roh (dipimpin oleh Roh). Firman Tuhan tercermin dalam hidup. Dengan demikian, hidupnya akan menghasilkan buah-buah Roh (Gal 5:22-23).

Kedua, orang Kristen yang menang adalah orang kristen yang tidak dikuasai oleh
perasaan-perasaan negatif (Rm 8:15). Iblis dalam peperangan dengan orang Kristen, berupaya menyuntikkan ke dalam jiwa kita perasaan-perasaan negatif yang mencemari manusia batiniah kita, seperti: kekuatiran, ketakutan yang tidak pada tempatnya, dendam, kebencian, iri hati, dendam, dan lain-lain. Tuhan Yesus menghadapi pencobaan yang kedua berkaitan dengan jiwa. Bagaimana kita mengklaim diri kita menang, jika kita masih bercokol di dalam kebencian, dendam, kuatir dan lain-lain? Untuk hal ini, Paulus menasihati kita dalam Efesus 4:17-32. Dari ketiga ciri di atas ini, kita
dapat mengoreksi diri kita sendiri, apakah kita adalah orang-orang yang hidup dalam
kemenangan atau tidak? Hidup dalam kemenangan tidak hanya sekedar kita ucapkan di mulut saja, tetapi hidup dalam kemenangan akan tercermin melalui pola pikir dan tindakan kita setiap harinya. Semoga kita semakin cerdas menyaring khotbah-khotbah yang akan membangun roh kita saja; bukanlah yang mengenakkan teliga semata-mata tetapi menyesatkan kita. Tuhan Yesus menuntun kita semua, AMIN.

Dynamic Service Launching

Tema 2008

Mazmur 23:4 "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."