created by www.donghaeng.net
27 August 2008
SUSU DAN SEPOTONG ROTI
Di suatu malam yang pekat, seorang pemuda sedang berlari-lari di tengah hujan badai. Ia berusaha menemukan sebuah tempat berteduh. Setelah berlari-lari dengan tubuh yang basah kuyup, ia menemukan teras sebuah rumah sederhana. Di sana ia mencoba meletakkan tubuhnya, melepaskan lelah. Tapi rupanya, pemuda itu juga sedang kehabisan bekal makanan. Ia menggigil kedinginan sekaligus menahan rasa lapar yang luar biasa, hingga kepalanya berkunang-kunang.
Tak lama berselang, datang seorang perempuan setengah baya yang ternyata adalah pemilik rumah tersebut. Melihat kedatangan ibu tersebut, sang pemuda itu segera bangkit dan memohon izin dengan sopan, "Maaf Bu . . . saya hanya ingin menumpang untuk berteduh di sini. Mohon ibu tidak merasa terganggu dan mengizinkan saya berteduh sejenak."
Sambil menganggukan kepala, perempuan itu bergegas masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ia kembali dengan membawa semangkuk susu hangat dan sepotong roti. "Nak, ini ada sepotong roti dan semangkuk susu hangat untuk menghangatkan badanmu. Maaf, hanya ini yang ibu punya," kata perempuan setengah baya itu.
Tanpa berpikir panjang, pemuda itu menerima pemberiannya dengan tangan gemetaran bercampur dengan suara dan tangan gemetaran. Oleh karena kedinginan dan kelaparan, maka dengan lahap dan cepat ia menghabiskan roti beserta susu hangat itu.
Tahun berganti tahun. Dikisahkan, suatu hari di sebuah rumah pengobatan yang besar dan terkenal, tengah berlangsung kesibukan yang luar biasa. Beberapa orang sedang memandu seorang perempuan tua dalam keadaan pingsan. Kondisinya kritis akibat penyakit menahunnya. Untuk menyelamatkan nyawanya, kepala tabib memutuskan untuk mengambil tindakan operasi.
Beberapa hari setelah menjalani operasi, perempuan tua itu tampak sangat gelisah. Ternyata yang membuatnya gelisah adalah pikiran yang tertuju pada biaya pengobatan dan perawatan yang dirasa sangat mahal baginya. "Darimana aku bisa membayarnya?" gumam perempuan tua itu. Akhirnya, mau tidak mau, ia memberanikan diri menanyakan besarnya biaya kepada si perawat. Tak lama setelah itu, seorang perawat mendatanginya dengan membawa sepucuk surat. Dengan perasaan gelisah, surat itu diterima dan dibukanya. Ia pun segera membacanya.
"Ibu yang baik. Perkenalkan, saya adalah kepala tabib yang mengoperasi dan merawat ibu. Seluruh biaya pengobatan telah saya lunasi. Ini sebagai tanda terima kasih saya atas pemberian semangkuk susu dan sepotong roti yang pernah ibu berikan dahulu. Saya adalah si pemuda kelaparan yang dulu pernah berteduh di teras rumah ibu. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan umur panjang kepada ibu. Salam sejahtera."
Selesai membaca surat itu, meneteslah air matanya, haru bercampur lega. Perempuan tua itu tidak pernah menyangka, bahwa perbuatan kecil tanpa pamrih yang dilakukannya di masa lalu, ternyata membuahkan kebaikan yang tidak terkira di kemudian hari. Bukan hanya jiwanya terselamatkan, tetapi seluruh biaya pengobatannya pun lunas, tanpa ia harus mengeluarkan uang sepeser pun.
26 August 2008
FRUSTRASI?
Bila Anda frustrasi, jangan merasa sendirian. Anda akan merasa lebih baik saat mengetahui bahwa setiap orang pernah mengalami ini:
* Memberi waktu dan tenaga untuk suatu karya yang tiba-tiba menjadi tak berguna.
* Mengalami kesulitan dalam usaha.
* Mengetahui bahwa jerih payahnya dirusak orang lain.
* Geraknya diperlambat ketika ia sebenarnya sudah terlambat.
* Tidak menemukan peralatan apa pun saat ia sudah siap dengan suatu proyek.
* Melakukan tugas dengan baik tetapi orang lain yang mendapat penghargaan.
* Tidak mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah di depan mata.
* Rencana-rencana terbaiknya berantakan.
* Segala sesuatu tampak begitu berat.
Para tokoh Alkitab juga pernah frustrasi; mulai dari Abraham yang anaknya diminta kembali oleh Tuhan, Musa yang frustrasi karena bangsa yang dipimpinnya keras tengkuk, Elia yang dikejar-kejar Izebel, Ayub yang merasa apa yang menjadi miliknya tiba-tiba lenyap, dan masih banyak lagi. Namun, mereka tetap tampil sebagai pribadi yang kuat.
Apa yang membuat mereka tetap bertahan saat frustrasi? Mereka menanggapi keadaan yang tidak menyenangkan dengan respons yang tepat. Mereka sadar semuanya itu merupakan cara Allah untuk mendewasakan mereka. Bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda sedang frustrasi? Belajarlah untuk melihat bahwa yang Anda alami adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. Bila Anda tak berespons dengan tepat, Anda bisa kecewa kepada Tuhan, kepada orang lain yang merugikan Anda, bahkan kepada diri sendiri. Respons yang tepat menentukan langkah Anda selanjutnya!
SATU HAL YANG ANDA BUTUHKAN SAAT FRUSTRASI: RESPONS YANG TEPAT!
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ...? Berharaplah kepada Allah (Mazmur 42:6)
19 August 2008
DUKUNG PEMIMPIN KITA
"Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi (Keluaran 32:26)
Dalam perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2008 lalu,Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, secara khusus menciptakan sebuah lagu penyemangat. Judulnya "Majulah Negeriku". Sebuah lagu yang mengajak seluruh komponen bangsa untuk bangkit dan berjuang, bersama mengubah masa depan, demi kesejahteraan anak cucu.Sebuah lagu yang sarat keyakinan, bahwa Indonesia bisa bangkit menjadi negara yang makmur! Sebuah semangat dan kerinduan seorang pemimpin, yang hanya bisa terwujud jika didukung dan dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh bangsa.
Musa, sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Allah untuk membawa Israel keluar dari Mesir, suatu kali merasa sangat sedih sekaligus marah. Betapa tidak? Bangsa yang dipimpinnya tidak mendukung apa yang ia perjuangkan di hadapan Allah Yang Mahabesar. Mereka malah membuat anak lembu tuangan untuk disembah. Ini sangat mendukakan Allah.
Setelah kejadian itu, Musa menantang Israel untuk menentukan sikap; hendak mendukung Musa dan tetap menyembah Allah, atau tidak (ayat 26). Ya, sebagai pemimpin, Musa membutuhkan dukungan penuh dari bangsa yang dipimpinnya. Hanya dengan begitu ia akan mampu menjalankan fungsi kepemimpinanya dengan maksimal, sehingga dapat membawa bangsanya mencapai tujuan, yaitu tanah yang Tuhan janjikan.
Demi kebangkitan bangsa Indonesia tercinta, kita pun perlu mendukung penuh perjuangan para pemimpin kita; entah melalui doa, atau pun usaha-usaha sesuai peran dan kemampuan kita masing-masing. Jauhkan dari pada kita segala sikap yang akan menyusahkan serta menghambat jerih dan juang para pemimpin kita.
SEBESAR APA PUN KUASA SEORANG PEMIMPIN IA TAKKAN MENCAPAI APA PUN JIKA TAK ADA DUKUNGAN
11 August 2008
PENTINGNYA HARAPAN
Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga (2Timotius 4:18)
Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja
paksa di Auschwitz, bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana,
1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan saudaranya, dibawa ke
kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp,
namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa
lahir batin, ia bertahan. Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr.
Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope, menjelaskan bahwa
harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting.
Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.
Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi
sidang pengadilan, tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan
Tikhikus pergi karena tugas lain menanti. Demas telah terbujuk
kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-orang
seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang
memberatkan. Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak
kehilangan harapan. Mengapa? Karena harapannya disandarkan kepada
Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan rekan-rekan, ia yakin
Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan
Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam
persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk
surga (ayat 18).
Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda
berharap juga tidak kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh
harapan. Jika berharap banyak kepada manusia, kita bisa kecewa.
Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala keadaan -JTI
ANDA BOLEH KEHILANGAN HARTA, TEMAN, ATAU JABATAN
NAMUN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN HARAPAN
05 August 2008
BEHIND ENEMY LINES
Pada tahun 2001, ada sebuah film berlatar Perang Bosnia yang
dibintangi oleh Gene Hackman dan Owen Wilson. Judulnya Behind Enemy
Lines. Film bercerita tentang Letnan Chris Burnett yang pesawatnya
ditembak jatuh oleh pasukan Serbia. Ia dapat selamat karena kursi
pelontarnya. Sayangnya, ia jatuh di daerah musuh. Burnett terpaksa
harus berupaya keras menyelamatkan dirinya dari kejaran dan incaran
musuh. Tidak jarang ia hampir terbunuh oleh sniper (penembak jitu)
atau serangan bom.
Terkadang kita juga berada di tengah lingkungan yang tidak sesuai
dengan yang kita harapkan; bertemu dengan orang-orang yang selalu
berseberangan; bekerja dengan orang yang kasar dan "semau gue";
melayani bersama orang yang suka menyinggung, tetapi mudah
tersinggung. Waktu dan tenaga kita jadi terkuras hanya untuk meladeni
orang-orang "sulit" ini. Keadaan ini tidak jarang membuat frustrasi.
Serasa terjebak di "behind enemy lines". Di belakang garis musuh.
Namun, saat Tuhan mengizinkan orang-orang hadir dalam kehidupan kita,
maka pasti ada tujuannya. Begitu juga kehadiran orang-orang "sulit"
di perjalanan hidup kita. Dari mereka, setidaknya kita dapat belajar
tentang kesabaran, kerendahan hati, dan penguasaan diri. Sekaligus
kita bisa bercermin, betapa buruknya kita bila menjadi orang seperti
itu. Kita diingatkan untuk tidak menjadi orang sulit bagi orang lain.
Sesekali, dengan berhadapan dan hidup bersama mereka, kita pun
menjadi lebih objektif dalam memandang mereka; tidak lagi dengan
amarah dan kekesalan, tetapi dengan simpati dan empati -
DI BALIK HIDUP ORANG SULIT TERKADANG TERSIMPAN KISAH TRAGIS
KITA PERLU MEMANDANG MEREKA DENGAN EMPATI
TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,
bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka
(Amsal 16:4)
02 August 2008
GERAK DI TEMPAT
Seperti apakah si pemalas? Ia diumpamakan sebagai daun pintu yang
berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan alias
"gerak di tempat". Serupa pula dengan kursi goyang, orang yang duduk
di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah mencapai jarak yang jauh,
padahal ia tak ke mana-mana. Tidak heran bila kursi goyang disebut
juga "kursi malas".
Allah tidak senang kepada orang yang malas. Bacaan Alkitab kita
menuntun pada pengertian siapakah orang yang malas itu. Si pemalas
adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si
pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah
didorong oleh orang lain (ayat 16). Si pemalas adalah orang yang
bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi
dirinya sendiri (ayat 15). Seperti seseorang yang malas makan mangga,
kecuali orang lain mengupaskan kulitnya.
Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi malas? Milikilah tujuan
hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai
hari-hari kita. Milikilah motivasi yang tulus, supaya kita dapat
merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan. Milikilah perencanaan
yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak
menyia-nyiakan waktu hidup kita. Mari menjadi anak-anak Tuhan yang
rajin dan penuh semangat dalam hidup ini, seperti apa yang telah
Paulus lakukan, "Aku ... berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus"
(Filipi 3:14). Selamat tinggal kemalasan!
DARI SETIAP NAMA ORANG YANG DAPAT KITA SEBUT BERHASIL
TAK ADA YANG BERANGKAT DARI HIDUP YANG MALAS
berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan alias
"gerak di tempat". Serupa pula dengan kursi goyang, orang yang duduk
di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah mencapai jarak yang jauh,
padahal ia tak ke mana-mana. Tidak heran bila kursi goyang disebut
juga "kursi malas".
Allah tidak senang kepada orang yang malas. Bacaan Alkitab kita
menuntun pada pengertian siapakah orang yang malas itu. Si pemalas
adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si
pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah
didorong oleh orang lain (ayat 16). Si pemalas adalah orang yang
bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi
dirinya sendiri (ayat 15). Seperti seseorang yang malas makan mangga,
kecuali orang lain mengupaskan kulitnya.
Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi malas? Milikilah tujuan
hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai
hari-hari kita. Milikilah motivasi yang tulus, supaya kita dapat
merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan. Milikilah perencanaan
yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak
menyia-nyiakan waktu hidup kita. Mari menjadi anak-anak Tuhan yang
rajin dan penuh semangat dalam hidup ini, seperti apa yang telah
Paulus lakukan, "Aku ... berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus"
(Filipi 3:14). Selamat tinggal kemalasan!
DARI SETIAP NAMA ORANG YANG DAPAT KITA SEBUT BERHASIL
TAK ADA YANG BERANGKAT DARI HIDUP YANG MALAS
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tema 2008
Mazmur 23:4 "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."